Era Digital, tapi Masih Butuh Copy KTP untuk Syarat Administratif?



"Zaman digital telah mendekati dan telah makin dekat dengan kehidupan kita setiap hari. Tetapi untuk banyak hal fundamental seperti syarat administratif kelihatannya harus berubah lebih dengan memprioritaskan langkah digital daripada langkah manual. Kita harus memusatkan pemikiran untuk membuat satu pangkalan data yang lebih fleksibel, efisien, dan efektif."


Beberapa lalu istri saya punya niat untuk lakukan pengecekan kesehatan ke salah satunya pusat service kesehatan khalayak. Dalam rencana penuhi syarat administratif, dia menanyakan ke saya apa mempunyai foto kopi Kartu Tiada Warga (KTP) untuk disertakan dalam arsip syarat.


Dengar hal itu juga saya berpikir kenapa di zaman digital seperti saat ini persyaratan administratif berbentuk helai foto kopi KTP tetap dibutuhkan?


Tidakkah cukup hanya menyertakannya secara digital telah lebih dari cukup? Ditambah pengarsipan secara digital rasanya semakin lebih ringkas daripada menimbun beberapa berkas dalam bentuk kerta bertumpukan di satu ruang.


Kecuali mengambil alih tempat arsip-arsip yang tersimpan itu rawan dikonsumsi rayap, terserang air, dan lain-lain. Tetapi selama ini langkah manual seperti itu kelihatannya tetap jadi pilihan khusus dalam kumpulkan data.


Semakin khusus berkaitan dengan foto kopi KTP sendiri, sesungguhnya cukup agak aneh ingat KTP yang digunakan sekarang ini telah memiliki label e-KTP.


Dalam kata lain semestinya seluruh proses yang menyertakan KTP selaku persyaratan kelengkapan info sebaiknya didukung tehnologi digital, tidak lagi kertas foto kopi.


Tetapi faktanya benar-benar sedikit yang mendayagunakan peranan e-KTP ini sesuai kemampuan dan tujuan pembikinannya dahulu. Tidak cuma beberapa tempat servis kesehatan, untuk melamar kerja juga cukup banyak yang mempersyaratkan foto kopi KTP.


keunggulan dalam fitur slot progresif Entahlah sebab kita sangat susah move on dari beberapa cara lama atau mungkin belum siap menampung penggunaan data berbasiskan digital. Berikut Pekerjaan Rumah (PR) yang perlu diselesaikan seluruh komponen berkaitan pada saat-saat kedepan.


Digitalisasi memungkinkannya simplifikasi profes dalam beberapa hal terutamanya dalam ranah administratif. Karena itu sebaiknya hal tersebut betul-betul diberdayakan dengan seperti mestinya.


"Melek" Database Digital


Data adalah daftar yang dipandang selaku suatu hal paling bernilai di zaman digital seperti saat ini. Mereka yang mempunyai data terkomplet mempunyai potensi memenangkan kompetisi.


Mereka yang mempunyai data terhebat akan sanggup menyaksikan kesempatan besar yang mungkin tidak diakui kehadirannya oleh seseorang. Satu ritel kekinian di Amerika Serikat (AS) namanya Sasaran mengetahui benar peranan data dalam mendukung keberadaan usahanya.


Mereka bahkan juga dapat menerka keperluan beberapa konsumen setianya sekalinya si konsumen setia tidak memberitahunya langsung.


Triknya? Sasaran lakukan riset pada trend data pembelian produk konsumen setianya dan memetakan keadaan dari si konsumen setia.


Berdasar riset itu mereka juga tawarkan promo paket produk ke konsumen setia-pelanggan berkaitan hingga promosi yang Sasaran kerjakan betul-betul pas target.


Saat ini ada eranya data. Berpikir berdasar data. Meramalkan berdasarkan data. Dan bertindak juga berbasiskan pada data.


Tidaklah heran jika Amazon sekarang jadi perusahaan e-commerce paling memberikan keuntungan di dunia dan pemiliknya, Jeff Bezos, nagkring selaku manusia paling kaya nomor satu dunia sekarang ini ingat obsesi besar Bezos pada data sebagai dasar kerjanya.


Disatu segi kemungkinan Bezos berkesan kejam sebab dengan demikian gampangnya dia singkirkan pekerjanya jika patokan datanya tidak tepat standard yang dia tentukan. Tetapi di lain sisi langkah pandang berbasiskan data yang Bezos punyai adalah representasi dari bagaimana dunia sekarang ini diatur.


Kembali ke ulasan mengenai foto kopi KTP. Seandainya seluruh lembaga, instansi, atau korporasi di negeri ini masih bergelut dengan lama dalam kumpulkan data karena itu bagaimana kemungkinan usaha integratif data dapat dikerjakan secara cepat dan pas?


Pikirkan begitu repotnya kita ketika harus mengecek arsip untuk arsip dalam timbunan arsip yang banyaknya berlimpah itu. Kalaulah dapat pasti perlu waktu yang lama.


Sesaat zaman saat ini ialah zaman serba cepat. Dibutuhkan perlakuan taktis yang sanggup menyelesaikan tiap masalah dalam saat yang sesingkat-singkatnya.


Dan untuk ke arah sana karena itu kita harus mengawalinya dari langkah awal yakni waktu penghimpunan beberapa berkas administratif dengan mendayagunakan digitalisasi.


Minimalisir atau jika memang perlu menghilangkan pemakaian hard copy, cukup hanya soft copy saja. Mendaftarkan service kesehatan seperti pengurusan BPJS Kesehatan cukup lewat e-mail, click program, dan semacamnya. Begitu juga saat melamar kerja cukup dikerjakan secara online.


Beberapa pewawancara kerja tak perlu kembali memelototi kertas-kertas Curiculum Vitae pelamar kerja. Cukup click disaksikan lewat handphone, geser kanan-kiri atas-bawah. Berasa lebih ringkas.


Masih eksisnya pemerlakukan foto kopi KTP atau beberapa berkas bikin lain mengisyaratkan jika zaman analog masih menempel zaman dalam tata kehidupan kita sekarang ini.


Zaman digital telah mendekati dan jika kita tidak segera menyambutnya karena itu kita akan makin ketinggalan untuk saat-saat di depan.


Seluruh tipe data harus mulai ditransformasikan dari analog ke digital. Dan hal tersebut kelihatannya dapat diawali pada suatu hal yang paling simpel. KTP yang tak perlu kembali di-photo copy.

Postingan populer dari blog ini

I informed my supervisor, ‘Hey, through completion of the month, I need to shift

Anecdotal profiles such as this have actually

Psychologist Ursula Voss at Germany's Goethe College Frankfurt as well as