5G di Depan Mata, Perusahaan Harus Bagaimana?
Pada Agustus 2006, Ex-CEO Google Eric Schmidt pertamanya kali memakai frasa cloud computing atau komputasi awan. Pada waktu itu, bahkan juga hampir semua orang yang menekuni di dunia tehnologi info kaget dengan apakah arti pendekatan revolusioner cloud computing untuk usaha.
Kemungkinan Anda sudah mengetahui jika langkah transformatif dalam simpan, menganalisa, dan terhubung data banyak mengganti muka industri usaha di dunia.
Karena komputasi awan, siapa saja sekarang bisa bekerjasama dalam project secara real-time, bergabung kapan pun di satu ruangan virtual untuk pertemuan, layani konsumen setia dengan lebih bagus, dan mengolah data dalam skala besar untuk terhubung insight yang berkaitan secara cepat.
Tetapi, cloud computing adalah penemuan revolusioner pada waktu itu. Sekarang, kita harus lagi mengambil langkah di depan dan menyongsong tehnologi baru yang lebih hebat, yaitu 5G.
keunggulan dalam fitur slot progresif Dikabarkan Kompas.com, 5G akan memberi kecepatan data sejumlah 10-100 kali bisa lebih cepat dari konektivitas 4G. Dengan tehnologi 5G yang berkecepatan tinggi ini, kemampuan data di penjuru dunia diprediksi akan bertambah sampai capai 175 zettabyte pada 2025. Angka ini naik cepat dari 2010 yang terdaftar cuman sejumlah 1,2 zettabyte. Disamping itu, tingkat latensi dari 5G lebih rendah dari 4G, yaitu sekitar 25 kali.
[H2] Seperti apakah integratif 5G untuk industri? [/H2]
Berikut penglihatan pragmatis mengenai imbas 5G di pabrik Le Vaudreuil punya Schneider Electric di Prancis, yang dianggap oleh Komunitas Ekonomi Dunia (WEF) selaku satu dari sembilan situs "lighthouse" hebat dunia yang memberikan tehnologi revolusi industri 4.0 ke dalam operasional produksinya.
Waktu lakukan pengujian, mereka bereksperimen bersama Orange, perusahaan operator global untuk menyederhanakan operasi tehnologi info, tingkatkan suport untuk manufacturing, dan percepat digitalisasi industri di pabrik pandai itu.
Salah satunya project percontohan integratif 5G dengan Orange juga mengetes program EcoStruxure Augmented Operator Advisor dari Schneider Electric. Rupanya, 5G bisa bawa program Augmented Reality ini ke tingkat yang semakin tinggi. Pada konektivitas 5G, operator mempunyai pengalaman yang lebih bagus dalam menyaksikan dan berhubungan dengan info kontekstual dan real-time di piranti mobile untuk sisi produksi dan perawatan.
Dengan aplikasinya, baik dalam atau di luar pabrik, bakal ada kualitas yang lebih bagus dan waktu tanggapan merasa bisa lebih cepat karena latensi rendah yang dipunyai konektivitas 5G.
Tidak cuman dalam pabrik, Schneider Electric dan Orange ambil contoh di luar ruang. Kenyataannya, ini ialah satu tempat yang diinginkan bisa terbantu dengan kedatangan konektivitas 5G. Jadi, pada kelak saat operator instalasi listrik, instalasi air, atau instalasi tenaga surya bekerja di atas lapangan, bisa manfaatkan program Augmented Operator Advisor secara baik karena kontribusi konektivitas 5G.
Dengan begitu, simpulan yang bisa diambil menurut eksperimen yang dikerjakan Schneider Electric, dalam integratif 5G perusahaan membutuhkan usaha kolaboratif di antara team tehnologi info (yang mengurus jaringan operasi), team research and development dan baris usaha, team siber security, provider handphone, dan partner vital. Disamping itu, janganlah lupa untuk ajak team regulator untuk menolong mengarahkan bermacam ketentuan yang berada di negara atau regional perusahaan Anda ada.